Kamis, 28 Mei 2009

लेसुन्य ३ तहूँ एकोलापिन्डोस

Lesunya 3 tahun Ekolapindos

Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu pelaku usaha yang terbukti survive ditengah krisis ekonomi hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dari hasil sensus ekonomi 2006, jumlah UMKM di Sidoarjo mencapai 174.325 usaha atau 99,81% dari total usaha yang ada di Sidoarjo, sedangkan sisanya 0,19 persen adalah usaha besar. Kontribusinya UMKM cukup berpengaruh terhadap perekonomian daerah, hal ini bisa dilihat dari peranan UMKM terhadap total PDRB Kabupaten Sidoarjo meningkat dari Tahun 2004 sebesar 41,17% atau 10.818.796,74 juta rupiah dari total PDRB 26.278.350.11 juta rupiah dan diprediksikan menjadi 64,59 persen atau 19.952.814,18 juta rupiah dari total PDRB tahun 2005 yaitu sebesar 30.891.491,22 juta rupiah.

Dari total usaha atau perusahaan hasil pendaftaran sensus ekonomi dikabupaten Sidoarjo keberadaan UMKM sektor perdagangan dan akomodasi menduduki urutan pertama terbanyak yaitu sebesar 64,76%, diikuti sektor jasa 11,20 persen. Dari jumlah 174.664 usaha yang tersebar di Kabupaten Sidoarjo kecamatan yang jumlah usahanya diatas 10% adalah Waru 24.978 usaha (14,30%), Taman 17.957 usaha (10,28%) dan SIdoarjo 17559 usaha (10,05%). Sedangkan Balongbendo, Jabon dan Tarik merupakan kecamatan yang usahanya paling sedikit (dibawah 3 persen), yaitu masing-masing 4.361 (2,50%), 4.427 usaha (2,53%) dan 4.361 usaha (2,65%). Dilihat secara skala usaha dari total usaha tersebut, jumlah usaha mikro di Sidoarjo sebesar 169.230 usaha, usaha kecil 3.497 usaha.

Dalam penyerapan tenaga kerja, dari 18 kecamatan hanya 7 kecamatan (Tarik, Tanggulangin, Candi, Buduran, Gedangan, Taman dan Waru) yang paling banyak menyerap tenaga kerja di sektor industri, sedangkan sisanya 11 kecamatan tenaga kerja yang terserap lebih banyak pada sektor perdagangan dan akomodasi.Menurut Kasubdin Penta Kerja, Endah Suwarni, terdapat 111.469 pengangguran diawal tahun 2007 dan belum terhitung jumlah keseluruhan dari setiap tahunnya. Dan angka pengangguran sebelum Lapindo, hanya mencapai kurang lebih 80.000 orang, sehingga semakin meningkatkan jumlah pengangguran.
sumber:www.sidoarjokab.go.id/03-bank_data/07-hasil-pembangunan/index.php%3Flink%3Dtahun_2001_2003/Bidang_Pertanian.htm+hasil+pertanian+sidoarjo&cd=16&hl=id&ct=clnk&gl=id
Peningkatan tajam jumlah pengangguran terjadi karena Perusahaan-perusahaan tutup akibat lumpur Lapindo, dan belum lagi pengangguran akibat PHK. Tidak sebanding dengan versus kenyataan hasil perkebunannya.

Pengaruh lapindos mengakibatkan usaha kecil yang bertahan sedikit, hanya usaha dompet di Kedung Bendo yang bertahan tiga bulan dan banyak sekali usaha kecil dan menengah yang kolaps, seperti yang dijelaskan Soebroto Asmoro, Sub.Bagian UMKM Disperindag. Adapun peningkatan sentra-sentra kecil diberikan pada produk makanan yang berbasis ikan seperti membuat tempura, udang, krupuk, trasi dengan diberinya penyuluhan di Desa Dukuh Sari, Jabon, dan adanya upaya revolving bantuan, yang peralatannya diberikan secara bergulir sejak tahun 2001, dimana satu tahun 4-5 sentra sedangkan dua alat untuk 20 orang, di Desa Telasik, Tulangan. Untuk peningkatan usaha bordir dilakukan di desa Damarsi, Buduran yang berbasis pada ketrampilan menjahit. Sedangkan, pelatihan dan bantuan peralatan industri alat dapur dari alumunium (2005) di Desa Kebakalan, Porong. Mereka sudah mempunyai jaringan pasar sendiri, sedangkan Disperindag hanya mendorong dan memberikan bantuan.

Tidak ada komentar: