Rabu, 30 April 2008

Senin, 28 April 2008

Learning

Irak dengan luas wilayah sekitar 445.480 km persegi, memiliki nama asli Aljamhouriya Al’Iraqiyah. Pada tanggal 21 maret 2003 diinvasi oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat ( Inggris, Spanyol dan Australia ) tanpa memperoleh mandat dari Dewan Keamanan PBB. Perancis, Rusia dan China yang memegang hak veto, sangat menentangnya. Demikian juga Jerman yang menjadi ketua Dewan Keamanaan PBB, sangat menentang invasi tersebut. Namun invasi jalan terus, karena Amerika dan Inggris telah menafsirkan resolusi PBB no. 1441 dengan adanya kalimat “menghadapi konsekuensi yang serius” sebagai pembenaran tindakan invasi ke Irak yang dianggap tidak mau bekerja sama dengan tim inspeksi senjata PBB untuk melucuti senjata-senjata pemusnah masal kimia maupun biologi yang dimiliki Irak. Belakangan Presiden Amerika George W. Bush untuk melegalisasikan invasinya, menuduh Irak sebagai “sarang terorisme dan kepemimpinan Saddam yang tirani”. Padahal sejauh ini salah satu tuduhan Amerika tentang kepemilikan “senjata pemusnah massal” belum dapat dibuktikan tim inspeksi senjata PBB yang diketuai Hans Blix (dari Swedia). Benarkah semua tuduhan-tuduhan Amerika tersebut?
Banyak analis yang mengatakan bahwa semua tuduhan Amerika hanyalah dalih belaka, yang pasti serangan tersebut dipicu oleh “perang perdagangan minyak”. Irak negara yang menerima devisa terbesar dari minyak, sejak November 2000 telah mengkonversi mata uang perdagangan internasional dengan euro melalui PBB. Hal ini membuat Amerika marah apalagi Irak mengancam bila tidak disetujui akan menghentikan ekspor minyaknya sekitar 5% dari kebutuhan minyak dunia. Demikian juga simpanan Irak yang ada di bank-bank internasional senilai 10 trilyun, agar dikonversikan daru US Dollar ke Euro. Amerika sangat khawatir langkah ini akan diikuti oleh negara-negara pengeskpor minyak anggota OPEC. Sisi lain, Amerika juga termasuk negara yang paling banyak menggunakan bahan bakar minyak untuk kepentingan industrinya, sementara sumber minyaknya belum diolah secara optimal.
taken from TataNegara for SMU - Erlangga.

http://www.communitysolution.org



Ahimsa Movement
  • pengaduan
  • semoga tidak terjadi hal serupa lagi".
  • join
  • the!r sp!r!t


    st!ll alive






    !nner senses


    Counter the Discourses

    “ Cross the Living ”

    Peralihan rejim seperti dalam teori siklus Polybios bilang, “bentuk pemerintahan selalu mengalami peralihan dari masa ke masa, dari kebobrokan hingga yang paling ideal - okhlorasi menjadi aristokrasi - yang mengutamakan people rights“. Mari beranalogi mengenai kolapsnya rejim pemerintahan Cina dari dinasti Qing, yang dijajah asing dari gabungan suku-suku yang menetap di timur laut, Manchuria, pada 1644, hingga kemudian ambruknya dinasti Ming. Tengok pula, periodisasi Cina hingga menyerahkan Hongkong ke Inggris Raya dalam perjanjian Nanjing 29 Agustus 1842, setelah terjadinya perang Opium. Lalu pemberontakan Taiping yang dipimpin oleh penganut kristiani Hong Xiu Quan meraih Nanjing, 29 Maret 1853, hingga periodisasi pendudukan tentara asing Beijing 14 Agustus 1900 menindas pemberontak Boxer. Dan setelahnya, muncul perlawanan terhadap dinasti Qing, dengan sosok Sun Yatsen yang memerdekan Republik Cina pada 29 Desember 1911. Bagaimana revolusi Sun Yatsen menjadi tokoh pendiri Republik Cina, dari rejim kekejaman penindasan menjadi negeri seperti sekarang. Sun merupakan sosok yang mendapat pelatihan kedokteran di Hongkong dan Hawai. Ia banyak sekali menerima pemikiran politik kristiani dan barat. Sertapula mengorganisir beberapa kelompok revolusioner dengan dukungan dari luar Cina. Ia mengajarkan “ tiga prinsip kerakyatan”, diantaranya nasionalisme, people’s rights dan people’s livelihood “. Pada desember 1911 ia menjadi presiden RRC, kemudian ditahun berikutnya membentuk Guomindang atau GMD dan memenangkan pemilu tahun 1912. Peletakan dasar inilah yang kemudian mengarahkan Cina pada serangkaian dekade pemerintahan Cina, mulai dari krisis kepemimpinan dan revolusi, hingga sosok Mao Zedong dengan “Great Leap Forward dan Cultural Revolution-nya” menjadi catatan historis, sampai beragam krisis dihadapi Cina, mulai kejadian Tiananmen hingga sampai sekarang.

    Lalu, bagaimana dengan peralihan rejim di Indonesia. Sebuah teori terbalik membangun fundamental dengan meruntuhkan dasarnya sebagai sebuah peralihan rejim reformasi, terjadinya krisis moneter, oleh ulah spekulan yang menuding George Soros yang membuat nilai pertukaran mata uang negara-negara di Asia Tenggara turun hingga mencapai Rp. 18.000,00 per dolar. Hingga Indonesia, mengalami beragam multi efek hingga beban pembayaran hutang LN menjadi beban negara. Dan lagi-lagi, masyarakat menjadi korban, antrian sembako dimana-mana, harga-harga meroket, inflasi yang tinggi, krisis moneter perbankan, aksi protes dimana-mana, dan Indonesia sangat terpuruk. Periodisasi tersebut menjadi poin penting dalam menyoroti stabilisasi fundamental perekonomian makro dan mikronya, sebagai sebuah kebijakan reformis yang pro-rakyat. Namun, mekanisme struktur pemerintahan terguncang, saat mekanisme pemilu multi partai dilaksanakan, dengan terjadinya guncangan hebat yang masih dirasakan sampai sekarang. Begitu rupanya periodisasi Indonesia, tidak seperti yang di gaung-gaungkan Sun Yatsen dengan prinsip pro-rakyatnya yang menjadi sorotan tajam di waktu dulu?

    * perantara kejadian, beralih dari mimbar ke mimbar lainnya, lewat forum, pembahasan, rubrik, kisah, jaringan, media, pertemuan, diskusi, ruang curhat, dialog, entertain, meditasi hingga analisa diri dari detik ke detik. Tobatkah ia? Silakan,……

    Sabtu, 26 April 2008

    !nteraks! !maj!nas! S!bl!nG

    Cucu pendiri babad tanah jawa melalui ritus dan aksen kental bertutur disuatu sore sebelum membabad alas : “diabad 155 M sudah ada budaya, namun saat ini pengertiannya sangat sempit kalau artinya hanya sebagai kesenian, padahal budaya bisa bermakna dalam tata pemerintahan, dan lain sebagainya “. Seperti salah satu bagiannya astronomi jawa, yang dikenal dengan hari, pasaran, mangsa, dino, suro …etc. Dimasa 13.737 SM, penanggalan berdasarkan dengan sistem tata surya, yang dikenal dengan penanggalan Qomariah, yang dipakai bangsa Yunani, serta berdasarkan sistem tata rembulan, yang dipakai saat-saat bulan januari-pebruari-maret.

    Seorang raja di kerajaan Boko, menetapkan 26 Maret sebagai 79 Masehi dengan koordinat 7,5 derajat LS dan berlaku surut dengan kalender sistem matahari, karena masa bercocok tanam petani. Sedangkan di Jawa berlakunya sejak 22 Juni sebagai 78 Masehi yang dinamakan dengan kalender saka, sehingga ada yang menyebutnya sebagai Aji Soko. Yang kemudian, kalender sistem rembulan dibakukan oleh Sultan Agung pada 1633M/ 1555 saka. Dan dalam penanggalan jawa, ada konversi setiap 128 tahun sekali, mundur sehari. Karena mirip dengan kalender arab dipadukan dengan penanggalan bulan hingga dimulailah dengan angka 1555 menjadi penanggalan jawa. Sehingga, kalender jawa aslinya 354 hari, yang kental menyebut dengan pahing, kliwon, wage, dan bulan-bulan seperti suro, muharram, dan lain sebagainya. Keunikan penulusuran hikayat ilmu perbintangan dengan bioritme hidup, lelaku, hikayat, aura mistis “dhemit” di Jawa, mitos kepercayaan, dan lain sebagainya, terkelupas dimasa abad 16M tersebut hanya sebagian dari yang lain“, runtutan dari penuturannya.

    Perjalanan sebagai sibling”, tidak berkutat sampai disana. Panembahan Sinuwun memiliki garwo Kanjeng Nyai Roro Kidul, sebagai simbolis mistis kerajaan Ngayojokarto, dengan lorong jalan hingga ke pantai laut selatan. Kehidupan mitos penuh rekayasa dalam perjalanan sibling, terkuak dengan aliran ilmu kebatinan, antara yang sesat dan murni. Tidak berhenti disana, sebagai mata rantai perantara sibling dan petunjuk Ilahi, aliran ilmu kebatinan kental dengan “Adigang, Adigung, Adiluhung sebagai simbol memperoleh kekuasaan”, terus beralih dari generasi ke generasi. Sinkronisasi ritual dengan perpaduan lingga dan yoni, sebagai perwujudan sakralisasi antara dunia lembut dengan manusia, sesuai dengan mahar dari pesugihan hingga pelet menjadi rona aura kejadian, dibalik hikmah peristiwa.

    Wacana sampai tingkat sibling uyon-uyon, ” dikutip dari buku mistisme politik kekuasaan Jawa, yang syarat dengan sentralisasi alam dimensi, sebagai wadah perwujudan maksud. Secara psikologis, ditelaah dengan rentetan kejiwaan rapuh yang bersemayam ingin mawujudkan ego alternya lewat digitalisasi kekuatan alam pikir, ke jalur-jalur kekuasaan. Hingga fenomena garis nasib Ilahi, dengan pemunculan penjelmaan yang merajut kasih dan berupaya lewat pola mindset dan tata cara, eksistensi kehidupan mereka dalam sosok peran “Imajinasi Sibling”.
    “Imajinasi Sibling”, dengan pemunculan jelmaan dan sosok-sosok the myths sebenarnya tanpa perlu peran, tersentral. Ironis, gadis perawan mau berhubungan dengan sosok dan mengulangi keperawananya, agar eksistensi semu sosok jelmaan terkembang, terkecuali.

    Secara mitologis, aliran dinamisme tumbuh sebelum agama ada. Dewa matahari, dewa langit, dewa ganesha (keilmuan), dewa-dewi Yunani, dan lain sebagainya, sebagai bagian dari ayat Al Quran yang berbunyi : “ Aku ciptakan manusia, jin, malaikat dan setan agar menyembah-Ku”. Perjalanan Sibling dari mulai 2001, dan studi literature tentang armor atau senjata, dan pertahanan diri dikenal saat manusia saling membunuh. Di Eropa masa abad pertengahan, di Meksiko dengan perang barbar, di Timur Tengah dengan konflik holy land, hingga ditemukan uranium, sebagai senjata teknologi di abad 19.

    Death toll dalam kaitan mitologis, sangat irresistible, sebagai kekuatan energi yang berlangsung hanya kurang lebih 2-8 jam, dan selebihnya berangsur-angsur normal. Sejak mulai perjalanan 1999, death toll sangat berperan dalam fenomena alam tiga dimensi, dan di penghujung 2006, senjata dalam dimensi dunia lain sudah menjadi alat menyerang. Karena kekebalan non fisik menghadapi santet, gendam, rajam, dan sebagainya sudah tidak mampu dengan do’a, hingga kekebalan secara fisik dilakukan dengan senjata, dan sejak akhir 2007, uranium menjadi penyerangan, padahal bentuk penyerangan dulunya, hanya “mual”.

    Telunjuk Ilahi, kembali pada penulisan diawal tentang kesadaran yang menuntun perlahan lewat perantara generasi dimasa 1994, tsunami melalui indera futuristik-nya akan terjadi, hingga perlunya dya melakukan pemulihan gejolak batin, dengan pengelolaan manajemen pikiran, batin dan RASA melalui generasi. Dan 2004 terjadi, tsunami di Aceh.

    Tampaknya dari kurun tujuh belas bulan, pengelolaan rasa tersebut belum sepenuhnya pulih. Mei 2006, terjadi gempa di Djogjakarta. “Imajinasi Sibling” dengan pengakuannya “ karena keliru membaca keadaan, kepalanya terjedug ”, dan terjadi semburan lumpur lapindo, sebelum malam kejadian gempa, nampak asap. Takdir Ilahi terjadi, 05.47 gempa.

    Meruntut telunjuk Ilahi, berbagai keprihatinan dilakukan “They’re care”, mengetengahkan bagaimana mengatasi persoalan dengan jalan kearifan. Bagaimana gunung Kelud tidak menjadi bencana, dengan menjadikan muntahan lahar menjadi anak gunung. Tampaknya, telunjuk Ilahi menunjukkan kearifannya dalam memaknai kejadian dibalik peristiwa.


    “Imajinasi Sibling dengan berbagai interaksinya…..

    Jumat, 18 April 2008

    1999-2008


    Both side of covering news:


    Get the right decision. The resistance choice of self adventure is very tightly to the future. Your decision today very influence for the character happens”, tomorrow. The adult made her right decision, to escape away from home because of her parent divorce. Nobody know, what will happen to that teenage in some years again. Her right decision envolved in her self, then made her ran away for every dealing the cases. And right now, she’s drug user addictive. Nobody know, our decision today would formed our attitude then result for what’ve been done. Some decision in self betrayal had been learned in great people. The scholar of Zarathruta thaught us about believing God with his self betrayal, not different with the innocence kid that tried to got a mean, “ why should we lived in our condition, why can’t choose for what’ve been really wanted “.
    It’s acceptable, don’t ask why.

    While we were decided to choose in what university we studied, then guess God’s planning: who’s our lecture guiding that’s professor degree-kah or. We even don’t know, yet until we’re doing. Student’s viewing about transition era, just book lesson. In outside, student protest, momentual in some regional area, scientist writing about economic regression of crisis, just task lesson. We even don’t know yet, til have enlightment. So why the harmfull place going to be cruelty place, we choose:
    “ That’s a Qoda “.

    We’re making a live, just be ware of sleeping mind for mean while. Step by step, empty goal reffered to the place near of village, folk tales told in that place there was north and south axis. With empty goal, the kids shout and yelling, ‘ I find that, I find that ‘, who’s know the such things ‘a light come to arm. Daily scene, day by day before, the priceless of purity is part of sacrifice things. Whether of that a light is called cakra” that make people gained their interests below me. Even don’t know why: since of that we’ve been created a monster from the cyber. Sleeping mind of beauty mapping. Taken from Harun Yahya e book, that’s a global freemansory?. Don’t know how to do, how to dealing with, how to make the right decision. Finally, got the horrible events.
    “ That’s a Qodar between or …“.

    After that, tear drops.

    Their connecting offer us, the blind side of the world of the myths surround me. Created them: High Illusion of Imajinery fill in day by day, “ run away from the past and try build the brand session “. The blind side of not knowing trapped in pain choice, our village was became heart attacking (karma).

    “ That’s a I don’t know “.