Sabtu, 12 Juli 2008

करना इनी

Diterangkan pada orang berkemampuan linuwih, roh jiwa yang telah tiada, alam ketiga menjelma ke alam kedua, alam dunia jin, makhluk halus dari semua golongan, lewat sebuah perantara ”.


Beberapa kutipan lewat dialog dalam perjalanan batin disebutkan dalam kitab As Suluki dari Muqatil bin Sulaiman menuliskan bahwa sesungguhnya malaikat maut itu memiliki mahligai yang letaknya dilangit ketujuh, ada pula yang mengatakan terletak di langit keempat. ( seperti perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW ). Allah menciptakan malaikat maut dari nur, ia mempunyai 70.000 kaki dan 4.000 sayap, yang seluruh tubuhnya dipenuhi dengan beberapa mata dan lisan, tidak satupun makhluk dari anak Adam dan beberapa burung, termasuk setiap yang mempunyai nyawa kecuali baginya terdapat ditubuh malaikat maut.

Sebagaimana yang diterangkan dalam hadist Rasullullah SAW yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra : “ Sesungguhnya seseorang dari kamu itu dikumpulkan kejadiannya dalam kandungan ibunya 40 hari (masih berwujud air mani), kemudian jadilah segumpal darah selama 40 hari pula, selanjutnya menjadi segumpal daging selama 40 hari pula. Dan kemudian Allah SWT mengutus malaikat, lalu meniupkan ruh didalam tubuhnya dan diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu menuliskan ketetapan perihal rizkinya, ajalnya, amalnya dan menjadikan orang itu sengsara atau bahagia sampai akhir hayat “. ( HR. Imam Muslim ).

Dialog perjalanan batin mengungkap, untuk mengenal akhir beberapa ajal, maka malaikat maut tiba-tiba menerima catatan nama yang akan dicabut nyawanya dan catatan sakit bagi seorang hamba, lalu ia berkata “ Ya Tuhanku, kapan aku harus mencabut nyawa hamba itu, dan atas keadaan dan perbuatan bagaiana aku menghilangkan ruhnya ? “. Maka Allah SWT berfirman, “ Hai Malaikat maut, ini adalah termasuk ilmu samarku, yang tidak akan bisa dilihat oleh seorangpun selain Aku, akan tetapi Aku memberitahukan kepadamu tentang tiba waktunya dan Aku akan memberikan kepadamu catatan nama, yang mana kamu akan melaksanakan perintah atas catatan itu “.

Dalam suatu riwayat dari Ka’ab Al-Akhbar diceritakan sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan pohon di bawah Arsy, dan diatas pohon itu terdapat banyak daun yang jumlahnya menurut bilangan seluruh makhluk. Dan ketika telah sampai ajal seorang hamba, dan umurnya tinggal tersisa 40 hari, maka daun itu jatuh diatas malaikat Izrail as, maka ia jadi mengerti yang demikian itu, sesungguhnya ia telah diperintahkan untuk mencabutnya orang yang memiliki atau telah tertulis nama pada daun itu. Setelah itu, para malaikat menamakan orang tersebut mayit didalam langit, padahal orang tersebut masih hidup di permukaan bumi selama 40 hari lagi.

Dan dikatakan lagi, bahwa sesungguhnya malaikat Mikail as turun kepada malaikat maut dengan membawa buku dari Allah SWT yang terdapat tulisan dalam buku ini nama yang diperintahkan untuk dicabut nyawanya, dan tempat malaikat maut mencabut nyawanya, serta sebab-sebabnya ( hingga ) nyawanya dicabut oleh malaikat maut.

Abu Laits ra mengemukakan telah turun dua tetes dari bahwa Arsy, dimana dijelaskan jika orang itu termasuk dalam golongan orang yang bahagia, maka tampak jelas pada namanya yang ditulis dalam bukunya yang ada dihadapan malaikat maut, dengan tulisan dari nur yang putih dan terletak di sisi kiri kanan namanya. Dan jika orang itu termasuk dalam golongan orang yang celaka maka tampak jelas didalam tulisan namanya terdapat tulisan yang hitam. Kemudian dijawab diatas nama yang mempunyai tetesan itu salah satu dari dua tetesan itu berwarna hijau dan yang lain putih, maka ketika yang jatuh itu tetesan hijau diatas nama yang dijatuhi, bias diketahui itu bahwa nama orang yang kejatuhan (tetesan hijau) itu termasuk orang yang celaka.

Adanya panggilan terhadap mayit, seperti dalam keterangan suatu hadist, maka ia dipanggil dan dijawab dengan tiga kali panggilan dari langit, “Wahai anak Adam, apakah engkau meninggalkan dunia atau dunia yang meninggalkan kamu? Apakah engkau yang mengumpulkan dunia, ataukah dunia yang mengumpulkan engkau? Apakah engkau yang membunuh dunia, ataukah dunia yang membunuh engkau ?”. Jawaban dari panggilan mayit ketika dikafani, “ Wahai anak Adam, engkau akan pergi dalam bepergian yang jauh dengan tanpa membawa perbekalan. Engkau akan keluar dari rumahmu, maka engkau tidak akan kembali lagi. Dan engkau yang (biasa) naik kuda maka engkau tidak akan bisa naik sejenis kuda itu selamanya, engkau akan berangkat ke rumahnya sesuatu yang lebih menakutkan dan penuh kesedihan “. Dan sewaktu berada dikeranda, mayit dipanggil apakah ia termasuk golongan celaka dan berbahagia, apakah termasuk yang dimurkai Allah. Hingga diletakkan di masjid, tentang segala amal perbuatan baik atau jelek. Lalu di tepi kubur, apakah engkau membawa perbekalan dari tempat yang ramai menuju ke tempat yang sepi dan rusak, dan tidak akan membawa kekayaan kepada kefakiran dan cahaya kedalam tempat kegelapan ini”.

Lalu, selanjutnya jika sampai tepat diliang kubur, mayit perantara dipanggil lagi,”Wahai anak Adam, engkau berada diatas punggungku dengan tertawa, dan sekarang engkau berada diperutku dengan menangis. Engkau berada dipunggungku dengan bergembira ria, sekarang engkau berada diperutku dengan kesusahan. Engkau berada diatas punggungku dapat berbicara, sekarang engkau berada diperutku dengan membisu”. Demikian kesaksian mayit yang dalam kehidupannya penuh dengan hasrat berbuat baik, dan tidak merusak kehidupan orang lain, hingga segala catatan amal perbuatannya dijadikan suri tauladan bagi yang lain.

Adapun untuk mengetahui tempat matinya seorang hamba, maka dikatakan sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan malaikat yang diserahi untuk mengurusi setiap bayi yang dilahirkan, malaikat itu dinamakan dengan malaikat Arham. Tatkala Allah menciptakan anak, maka kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat Arham untuk masuk sperma didalam rahim ibunya dengan membawa tanah dari bumi, dimana ia akan mati dibumi (tempat dimana ia akan dicabut nyawanya) itu. Maka hamba itu, berjalan kemana saja dengan segala kemauannya di permukaan bumi ini. Kemudian ia akan kembali ke tempat dimana tanah (yang melekat di nutfahnya) diambilkan dari tanah tempat itu, sehingga ia mati di tempat itu, sebagaimana diterangkan di Qs. Ali Imran, 154.

“Dialog perjalanan mengungkap kejadian”, ketika pada suatu hari malaikat Izrail as masuk ke rumah nabi Sulaiman as, maka malaikat maut itu melihat seorang pemuda yang ada didekat Nabi Sulaiman, pemuda itu gemetaran karena rasa takutnya dari malaikat maut itu. Ketika malaikat maut sudah meninggalkannya pemuda itu berkata, “Wahai Nabinya Allah, sesungguhnya aku menghendaki agar engkau memerintahkan kepada angin supaya membawaku ke negeri Cina”. Maka, Nabi Sulaiman as memerintahkan kepada angina, kemudian angina membawa pemuda itu ke negeri Cina.

Ketika malaikat maut kembali kepada Nabi Sulaiman as, maka Nabi Sulaiman bertanya kepada malaikat maut, mengapa malaikat maut melihat kepada pemuda yang ada didekatnya itu. Maka malaikat maut itu menjawab, “Sesungguhnya aku diperintahkan Allah untuk mencabut nyawanya di hari itu di negeri Cina, maka aku melihat pemuda tersebut berada didekatnyn aku jadi heran dari hal yang demikian”. Kemudian Nabi Sulaiman menceritakan kepada malaikat maut tentang cerita keberadaan pemuda itu, pemuda itu meminta kepada Nabi Sulaiman as agar memerintahkan kepada angina untuk membawanya ke negeri Cina. Maka malaikat maut itu berkata, “Aku diperintahkan oleh Allah untuk mencabut ruhnya pada hari ini di negeri Cina”.

Diceritakan dalam hadist yang lain, sesungguhnya malaikat maut itu memiliki beberapa pembantu, yang sama berdiri dihadapannya ketika malaikat maut itu mencabut nyawanya. Dan seorang laki-laki diceritakan yang senantiasa lisannya dipakai berdo’a kepada Allah sebagai berikut : “ Ya Allah, semoga Engkau memaafkan aku dan malaikat yang menjaga matahari “.
Maka malaikat yang menjaga matahari meminta izin kepada Allah untuk mengunjungi orang ini. Ketika malaikat yang menjaga matahari telah turun kepada orang itu, maka ia berkata kepadanya, “sesungguhnya engkau adalah yang paling banyak mendo’akan kepadaku, maka apa keperluanmu sekarang ?“. Kemudian laki-laki itu menjawab, “keperluanku sekarang adalah agar engkau membawaku ke tempatmu, sesungguhnya aku menghendaki agar engkau bertanya kepada diriku kepada malaikat maut, supaya engkau mengkabarkrn kepadaku tentang dekatnyr ajalku “.

“Yang menentukan hidup dan mati adalah Allah SWT, dan malaikat maut itu hanyalah sebagai perantara atau pesuruh Allah, sementara malaikat Kiraman Katibin merupakan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.

Hari Kebangkitan kelak Allah SWT mengumpulkan semua dari para makhluknya, yang satupun dari para makhluk itu tidak ada yang mengetahuinya. Dalam suatu hadist diceritakan, ketika Allah SWT menghendaki untuk mengumpulkan para makhluk, maka Allah SWT menghidupkan malaikat Jibril dan malaikat Mikail as serta malaikat Israfil dan Izrail as. Permulaan makhluk yang dihidupkan oleh Allah adalah malaikat Israfil as kemudian malaikat Israfil mengambil sangkakala dari Arsy, selanjutnya Allah SWT menghidupkan malaikat Ridwan, seraya berfirman, “Wahai Ridwan, perhiasilah surga-surga itu dan persiapkan pakaian bagi Nabi Muhammad Saw beserta umatnya”. Kemudian datanglah para malaikat dengan membawa buraq serta mahkota dan bendera Ahmad, termasuk dua pakaian dari pakaian surga.

Dan untuk binatang yang pertama kali dihidupkan oleh Allah SWT adalah buraq, kemudian Allah SWT berfirman, “kenakanlah pakaian pada buraq ini!”, maka para malaikat memakaikan pada buraq itu pelana yang bertahtakan permata dari yaqut merah, dan kendalinya dari zabar dan jamrud yang hijau, kedua pakaian itu salah satunya bewarna hijau dan yang lain berwarna kuning. Kemudian Allah SWT berfirman, yang artinya : “Berangkatlah kalian ke kubur Muhammad Saw”. Maka para malaikat itu sama pergi ke kubur Nabi Muhammad Saw dan benar-benar bumi masih dalam keadaan kosong dan rata, sedangkan para malaikat itu sama tidak mengethaui, dimana kuburnya nabi Muhammad itu?. Kemudian tampaklah nur Muhammad Saw seperti tiang dari kubur yang menembus sampai ke tengah langit. Kemudian berkatalah malaikat Jibril as, “Wahai Israfil yang memanggil (Muhammad), maka dengan perantaraan tanganmu Allah Swt mengumpulkan pada makhluk melalui tanganmu”. Lalu malaikat Israil berkata kepada malaikat Jibril as, “Kamu sajalah yang memanggil!. Maka sesungguhnya kamu itu adalah kekasihnya waktu didunia”. Malaikat Jibril as menjawab,” Aku merasa malu pada Nabi Muhammad Saw “. Maka malaikat Mikail berkata (pada kubur Nabi Muhammad),” Kepadamu wahai Muhammad”, maka Nabi Muhammad tidak menjawabinya. Kemudian ketiga malaikat itu berkata kepada malaikat maut, “Kamu sajalah yang memanggil”. Maka malaikat maut berkata (kepada kubur Nabi Muhammad ), “Wahai ruh yang suci, kembalilah pada badan yang suci”. Nabi Muhammad tetap tidak menjawabinya. Kemudian malaikat Israfil as memanggil, “Wahai ruh yang suci, masuklah ke dalam badan yang suci”. Maka Nabi Muhammad tetap tidak menjawabinya. Kemudian malaikat Izrail as memanggilnya, “Wahai Muhammad bangunlah, untuk memutuskan hukuman dan hisab serta menghadap kepada Dzat yang Maha Rahman-Rahim”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, “Neraca itu ditegakkan di hari kiamat di atas tiang, yang panjangnya tiang itu antara timur dan barat, sedangkan tempat menimbangnya itu seperti luasnya bumi, panjang dan lebarnya itu satu, salah satu dari kedua tempat menimbang itu berada di sisi kanan Arsy, yaitu tempat penimbangan untuk amal kebaikan, dan yang satunya lagi berada di sisi kiri Arsy, yaitu tempat penimbangan untuk amal kebaikan, dan yang satunya lagi berada di sisi kiri Arsy, yaitu tempat penimbangan untuk amal keburukan, dan diantara neraca itu seperti gunung yang dipenuhi oleh kebaikan dan keburukan. Pada hari (dilaksanakannya hisab itu) kira-kira 50.000 tahun. Rasullah bersabda, “Dihadirkan seorang laki-laki dimana bersama laki-laki itu terdapat 77 sijil (catatan amalnya) yang setiap sijil (panjangnya) sejauh mata memandang, dan di dalam sijil itu terdapat catatan kesalahannya dan dosa-dosanya. “Kemudian beberpa sijil itu diletakkan ditempat penimbangan, dan dikeluarkan untuk orang ini sebuah kertas (catatan amal) yang besarnya seperti satu jari dan didalam kertas itu terdapat lafadh persaksian yaitu :
Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rosul Allah “.

Jembatan (Shirat)

Disaat seluruh makhluk berdiri ditempat pemberhentian atau tempat berkumpulnya di padang mahsyar yang luas dan dahsyat itu, dimana mereka sama tunduk dan merendahkan diri, menangis susah dan gelisah untuk menunggu keputusan terakhir, maka dibentangkanlah shirath, yaitu jembatan panjang yang dibentangkan antara surga dan neraka, dan memiliki sifat lebih lembut daripada rambut, lebih tajam daripada mata pedang dan lebih gelap daripada malam.

Shirath mempunyai tujuh persinggahan atau pos, yang setiap persinggahan itu jaraknya dalam perjalanan 3.000 tahun, seribu tahun (jalannya) turun. Dan pada setiap pos itu terdapat 7 cabang, setiap cabang bentuknya seperti tombak yang panjang yang telah ditajami ujungnya, lalu seorang hamba akan duduk diatas pos itu dan ditanya tentang perkara yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.

Disadur dari Misteri adanya Nikmat dan Siksa Kubur.
Demikian semoga dapat dijadikan pelajaran bagi mereka

tHe baRzaH naTuReS

http://www.acehforum.or.id/index.php/
http://forum.kafegaul.com/showthread.php?t=150073/

1 komentar:

Anonim mengatakan...

KARENA INI………”

Kehidupan yang masih diletakkan ditangan kiri adalah tidak baik, jadi sebaiknya segala kehidupan diletakkan ditangan kanan. Begitu pula dengan kehidupan yang masih kurang, maka tidak baik berlebihan yang tidak sewajarnya. Sama halnya dengan kebaikan, kebaikan yang diperoleh dari hasil keburukan, juga tidak baik karena kebaikan itu nantinya tidak berfaedah. Berbuat sesuai takaran kemampuan lebih baik, daripada menanggung sesuatu yang tidak mampu diembannya. Menyadari di akhir lebih baik, daripada seumur hidup tidak pernah mengerti hakekat dan terlunta-lunta dengan sangsi hidupnya sendiri. Selalu melihat ke orang lain adalah tidak baik, karena ia tidak pernah melihat dalam dirinya sendiri (dengki tapi tidak pernah berbuat). Menjadi penjahat bisa baik, jika sisa masa hidupnya digunakan berbuat baik untuk menebusnya. Melakukan sesuatu tanpa tahu duduk perkaranya, sama halnya membunuh tapi tidak mau menerima hukuman. Orang pandai adalah tidak mengulangi kebodohannya berulang-ulang kali. Ilmu yang berfaedah bukan untuk kepentingan pribadi. Ketahui siapa kita, siapa anda, siapa saya, sebelum bersikap dan menanggung resikonya. Banyak hal dibahas, namun kita selalu bertanya bagian kecil dari keseluruhan. Mengetahui kelemahan orang lain, malah dianggap sebagian orang adalah kemenangan. Lebih baik mengutarakan niatan maksud, ketimbang harus berburuk sangka pada orang lain. Derajat kemulian terbesar adalah melakukan sesuatu untuk kaumnya, bukan untuk disanjung kaum lain. Sehingga, segala kehidupan yang memang sudah diciptakan-Nya harus sesuai fitrohnya masing-masing, seperti mencintai sesama.

Karena Ini,…
Dunia akan lebih baik jika diberikan “tepat”
dan berada ditelapak kanan.
Builded by generation.