Jumat, 16 Mei 2008

mengetuk narsis",,

.

"develop-mentalis discourses" should be safety for other lifes


Narsis selama 14 tahun telah menerapkan bagaimana menjadi seorang pemimpin. Lewat pantulan cermin, Narsis memiliki pedamping, yang tak ubahnya sama dengannya, namun perbedaannya hanya pada "UUD: ujung-ujungnya duit". Selama itu Narsis banyak menyerap pemikiran Narsis pedampingnya. Bahwa segala sesuatu takaran adalah mengacu pada "the haves will give a power", hingga Narsis melakukan hal yang dilakukan pedampingnya.

Berbulan-bulan, bertahun-tahun, Narsis menerapkan UUD-nya dan menjadi seorang tanpa perasaan. Hingga pada suatu hari, ia mendapatkan suatu pelajaran berharganya: ia menjumpai seorang tanpa tangan, tanpa embel-embel "the haves" namun disegani dan menjadi kepala disana. Orang itu, hanya dengan kedua kakinya menurunkan bantuan ke sejumlah orang-orang yang tertimpa musibah. Dengan logika perhitungan, kedua kaki sanggup meringankan seorang nyawa yang masih bisa diselamatkan, ketimbang perhitungan tanpa melakukan apapun, berarti yang lain juga tidak mendapat apa-apa. Perhitungan "the haves will give a powernya" sontak agak berkurang. Menjadi pemimpin bukan lagi karena perhitungan dagangan kemudian aplikasi intelek, tapi bagaimana cara orang dengan ketidak-mampuan mampu meringankan kesusahan orang lain, dan orang lain yang menyebutnya sebagai pemimpin, bukan dari dirinya".


  • again...again....!!


  • donate for...
  • Tidak ada komentar: