Part I
” If I was a man, indigo said ”, untuk hijrah ke matrepolis (: saat sudah uzur ceritanya diwaktu jaman-jamannya angkatan tak boleh bicara dulu ) duduk berdampingan disebelah samping kanan-kiri tuan berdasi dari golongan dengan asset level tower, level high building pencakra langit, level teknokratis, hingga sampai kuli si pembangunannya, bisa dibilang bikin meriang siang malam, ”bagaimana menguasai mereka, bagaimana menguasai mereka”. Indigo said it was necessary to know how, apalagi kalau cuma lulusan sma bisa apa?. Tapi, itu sudah kemarin dan usang banget ”kenapa bisa jadi demikiannya,nguasai harta diatas atas atasnya”, busyeet, mengalir dalam nadi segala cara berdampingan sekaligus tebar-tebar jala kehidupan (maksudnya jala duit modal), hingga sampai si level kuli pembangunannya juga, dan akhirnya jadi ”the record man of the years”, bukan awardnya tapi record untuk menebarkan jalanya itu.
Menurut teori grand design ala Indigo, dari
maka teori ala Indigo mesti disepakati bahwa ”satanism ever life forever”. bagaimana pengakuan kesaksian seorang tahanan perang dunia pertama tentang pembantaian manusia di camp Nazi
aTau tahanan masa penggulingan teroris di aFGAniStan, dan maSa runtuhnya rezim Sadaam di Irak awal dekade 21-an. Belum lagi yang tercatat, diktator ”Idi Amin” dengan pembantaian kejinya di Afrika 90-an, dan sekelumit ”konflik middle east asia” yang tak tercatat hiStorisnya dengan berapa banyak perang yang terjadi.
Dan banyak” banyak sekali pertumpahan darah, sekedar espansi belaka, vini, vidi, vici, mereka yang mengetahui. Namun, menuruti ala iNdigo tinggal tahu tokoh periodisasi satanisme waS life with it? dan yang sudah uzur biarlah uzur”,. karena jamannya saat ini adalah digitaliSasian yang realis dan amat realis, ”globalisasi yang amat global yang selalu disebut-sebut Hungtinton dengan civilisasi development-nya yang komunis menjadi republik soSialis di Uni Soviet, yang ujung-ujungnya mengarah pada label pijakan ekonomi paSar bebaSnya, yang sangking bebasnya mata uang juga dapat terjun bebas karena tergantung dengan patokan mekanisme pasar ato kerennya liberalisasi, dan terlebih lagi harga minyak turut bebas bergoyang, tapi bukan karena goyang gempa bumi ato semisalnya sesuai keadaan yang terjadi saat itu katakanlah ada yang mati syahid perang, atau kapal tenggelam. ( urutan masih US $. 45 lalu menginjak $. 60 kemudian mendadak US $. 75 - 90 dan 17/05 US $. 134 ).
iLmiahnya sekian dulu, lalu bahaS tentang grand design ala iNdigo lagi, ” bagaimana dapat menguasai mereka, bagaimana dapat menguasai mereka”, dijaman yang sudah tak ada lagi pertumpahan darah, kecuali potensial regional di middle east asia dan beberapa daerah yang menjadi potensi dan tak perlu disebutkan nanti jadi perhatian spyware lagi (dan nanti penulis yang kebingungan telah memberikan ide jahat buat mereka :D). Dan teori Grand design ala iNdigo menyebut, nyawa dapat ditukar dengan "kehendak sementara", sementara adja entah 1000 nyawa atau 10.000 nyawa mempannya cuma 5 jam (mirip battery re charge cuman nanggungnya selamanya :( )dan menjadi patokan ”jompa-jampi baku” bagi ilmu dunia lelembut dan perdukunan, dan untungnya di iNdoneSIa tidak ada sama sekali, buktinya tSunami, gempa, bencana alam jarang terjadi, kecuali saat tSunami di aCEh, itupun cuma sEkali doang, ya...kan?
Terus gRand dEsIgn ala iNdigo lagi ”, mengisahkan bagaimana legenda mahabrata diaplikasikan di aSia, import keilmuan dari yunani juga, ditambah dengan makhluk fantasi iNdonesia yang kaya ragam dan wasananya muncul keseluruhan dalam ”magnet aura mistis”, dan menjadi fenomena dunia sekarang. dan PerSoalannya hanya ” sebuah keinginan ”, keinginan yang mulanya sederhana bergelut dengan berbagai pikiran yang terus bergerak dengan didaktis, ”tesis dan anti-tesis”. Kemana pikiran itu menuju, disitu terjadi pergolakan anti thesis, penunjukan, penunjukan dan pembuktian diri, dimana narsis menjadi sorotan pandangan dan kumbang-kumbang sebagai hasil pembuktiannya. pErSoalannya hanya sebuah keinginan diri namun terus mekar dan mekar, ”dan bisa jadi demikiannya”. iLMu gaib, tak sekedar menuruti kehendak-nya namun juga, berkembang ke tahap ”babi ngepet”, dan sEkedar adu jago. gimana dapat uang tanpa perlu bekerja tapi berbobot, misal playin valas ato rate harga minyak juga :D. Atau dapat berada disuatu keputusan "urgent" atau adu jago agar mendapat sImpati lawan jenis. Itu semua Ilmu gaib sanggup melakukannya. Tapi hukumnya pidana, ingat PIDANA!!.
Lanjut, fenomena narsis ini tampaknya sering digembor-gemborkan dari beberapa yang tak ingin kenormalan, ”dengan jelmaan-jelmaan bahwa yang paling menarik adalah pemenangnya” dan serentetan upaya yang sudah-sudah", bikin stress, cemburu, can't make the higher than, jengkel dan terutama gendam gulana (GIgi feat song panas itu loo... inspire banget fenomenanya) jika diperhatikan kesederhanaannya adalah sebuah penghargaan, eksistensi diri sebagai sebuah hari yang bermakna, berarti dan berdaya guna. ”Jika tesis jangan, berarti anti thesisnya Iya ”, sebagai balas sakit hati atas ketidak-pedulian terhadapnya. Maka yang terjadi Harga minyak jangan naik karena rakyat banyak kesusahan, namun melambung karena treatment jelmaan membuatnya, dan setelah menyadari hanya karena ”jatah hajat kebutuhan rumah tangga tak terpenuhi”, harga pun sulit normal kembali. She's poorly souls".
antara email dari west afirca dan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar